Renungan BHS Indonesia

Manusia sering kali mengukur kemuliaan dengan apa yang dimiliki seseorang, misalnya kekayaan, kekuasaan atau keberhasilan. Oleh karena itu, ada anggapan bahwa kebahagiaan akan didapatkan ketika seseorang telah kaya, berjabatan tinggi atau sukses. Tidak heran jika kemudian banyak orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan atau keberhasilan. Namun apakah setelah mendapatkan kekayaan atau kesuksesan di dunia ini, manusia benar-benar bahagia?

Firman Tuhan hari ini menceritakan pengalaman orang-orang yang mendapatkan kesempatan untuk melihat kemuliaan Allah. Kemuliaan yang dinyatakan oleh Allah kepada manusia untuk menunjukkan bahwa Allah yang Maha Kudus dan Maha Kuasa itu hadir dan terus berkarya dalam kehidupan dunia ini. Misalnya pengalaman Nabi Elisa ketika mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan Nabi Elia diangkat oleh Tuhan ke sorga dalam Kitab 2 Raja-Raja 2:1-12. Kemuliaan Tuhan disaksikan oleh Nabi Elisa dalam bentuk kereta berapi dengan kuda berapi yang mengangkat Nabi Elia dalam angin badai. Pengalaman ini tentu meneguhkan iman Nabi Elisa akan kuasa Allah yang nyata. Kuasa Allah yang berkarya dalam diri Nabi Elia dan sekarang dalam diri Nabi Elisa sendiri sebagai penerus pelayanan Nabi Elia.

Sementara dalam Markus 9:2-9 diceritakan tentang murid Tuhan Yesus, yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes yang mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan kemuliaan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tiba-tiba berubah rupa dan pakaian-Nya berkilat-kilat. Dalam peristiwa itu, hadir pula Nabi Elia dan Nabi Musa yang bercakap-cakap dengan Tuhan Yesus. Maka respon pertama yang Petrus nyatakan atas persitiwa tersebut adalah “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” (Markus 9:5). Kemuliaan Tuhan itu membuat mereka bahagia. Membuat mereka ingin terus berada dekat dengan Tuhan dan menyaksikan kemuliaan-Nya. Memang kemuliaan dalam peristiwa yang spektakuler dan menyenangkan mudah membuat orang beriman kepada Tuhan. Meyakini kuasa Tuhan yang bekerja. Namun firman Tuhan menyatakan bahwa kemuliaan Tuhan dapat dinyatakan dalam berbagai persitiwa, bahkan dalam peristiwa penderitaan dan kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib. Sayangnya, manusia sering kali hanya melihat dan merasakan kemuliaan Tuhan dalam persitiwa yang nampak spektakuler dan hebat, sebagai yang biasa disebut mujizad. Padahal segala yang terjadi dalam kehidupan kita, bahkan dalam peristiwa sehari-hari, semuanya tidak lepas dari karya Tuhan sendiri. Manusia seharusnya juga bisa melihat kemuliaan Tuhan dalam terbitnya matahari di pagi hari dan terbenamnya matahari di sore hari. Ole karena itu, sebagai anak-anak Tuhan kita diingatkan bahwa kunci kebahagiaan dalam hidup ini adalah ketika kita melihat kemuliaan Tuhan. Kemuliaan yang sebenarnya terus Tuhan nyatakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita percaya bahwa Tuhan hadir dan terus berkarya dalam kehidupan kita.

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.